Selasa, 22 November 2011

Perkembangan dan keadaan koperasi di Indonesia saat ini

Perkembangan dunia saat ini telah memasauki sebuah era baru dalam berbagai bidang dan sendi kehidupan masyarakat dunia. Perkembangan yang bisa kita sebut sebagai era globalisasi, pada era ini semakin hilanglah batasan dan semakin terbukanya masyarakat untuk mendapat informasi. Salah satu ciri dari era globalisasi ini adalah munculnya istilah perdagangan bebas, dimana masing masing individu dipermudah dalam hal melakukan hubungan dagang antara satu sama lainnya tanpa adanya batasan atau halangan yang berarti. Berbagai kesepakatan, jalinan kerjasama, perjanjian multilateral, berbagai kelompok negara maju dan berkembang, penyatuan mata uang, dan lain-lain, merupakan suatu wujud dari lintas batas geografis-regional menuju pada kepentingan ekonomi internasional yang tak terhindarkan. Hal ini bisa kita lihat bahwa saat ini tidak ada satu negara pun yang dapat berdiri sendiri dan tidak menerima imbas dari era globalisasi ini baik imbas itu positif ataupun negatif terhadap negara itu sendiri. Disini kita bisa mellihat bagaimana negara kita ini menghadapi tantangan kedepan dari imbas globalisasi ini.
Khusus di bidang ekonomi, globalisasi menampilkan bentuknya dengan prinsip perdagangan bebas dan perdagangan di tingkat dunia (world trade). Dengan demikian globalisasi ekonomi ini mengarah pada suatu aktifitas yang muItinasional. Ungkapan lain untuk proses ini dinamakan juga sebagai "universalisasi sistem ekonomi" (the universalization of the economic system), Berbagai institusi-institusi perekonomian dunia akan "dipaksa" untuk mengikuti pergulatan di dalamnya, termasuk dalam hal ini tentu saja berlaku bagi badan-badan usaha koperasi yang banyak digeluti oleh usaha ekonomi rakyat di Indonesia. Koperasi sebagai salah satu bentuk dari perekonomian kerakyatan yang bersumber dari UUD 1945 dan Pancasila yang mengandung ciri khas dari bangsa ini (gotong royong) sanggupkah menghadapi tantangan dari era globlisasi sekarang ini ?. Bagi Indonesia, jelaslah bahwa implikasi dari perdagangan bebas ini adalah pentingnya upaya untuk membuka ketertutupan usaha, peluang, dan kesempatan, terutama bagi usaha koperasi yang menjadi salah satu pola usaha ekonomi rakyat. Hal ini menjadi sangat penting karena produk yang dihasilkan dari Indonesia harus berkompetisi secara terbuka tidak hanya di pasar dalam negeri, melainkan juga di luar negeri/pasar internasional.

  • Beberapa Masalah yang Dihadapi Koperasi Indonesia
Terlepas dari pertumbuhan koperasi kita yang bisa dibilang cukup signifikan ini ada juga masalah-masalah yang menyerang koperasi di Indonesia ini, beberapa masalah ini antara lain adalah masalah dalam bidang structural dan dalam bidang pengembangan usaha.

Dalam bidang structural koperasi masalah tersebut dapat kita kelompokan sebagai berikut :

  1. Kelembagaan koperasi yang belum mampu mendorong perkembangan usaha diakibatkan kurangnya kekuatan, struktur dan pendekatan pengembangan kelembagaan yang kurang memadai selain itu bisa dibilang bahwa koperasi Indonesia belum terlalu fleksibel dalam hal peluasan dan perkembangan usaha.
  2. Alat perlengkapan organisasi koperasi belum sepenuhnya berfungsi dengan baik, dalam hal ini struktur organisasi umumnya kurang terampil dalam menghadapi masalah yang muncul pada koperasi dan dalam hal kreatifitas perkembangan usaha koperasi tersebut ditambah lagi Mekanisme hubungan dan pembagian kerja antara Pengurus, Badan Pemeriksa dan Pelaksana Usaha (Manajer) masih belum berjalan dengan serasi dan saling mengisi.
Sedangkan dalam bidang perkembangan usaha masalah yang masih dapat kita temui antara lain adalah :

  1. Dalam pelaksanaan usaha, koperasi masih belum sepenuhnya mampu mengembangkan kegiatan di berbagai sektor perekonomian karena belum memiliki kemampuan memanfaatkan kesempatan usaha yang tersedia.
  2. Terbatasnya modal yang tersedia khususnya dalam bentuk kredit dengan persyaratan lunak untuk mengembangkan usaha, terutama yang menyangkut kegiatan usaha yang sesuai dengan kebutuhan anggota, di luar kegiatan program pemerintah. Selain itu koperasi masih belum mampu melaksanakan pemupukan modlal sendiri yang mengakibatkan sangat tergantung pada kredit dari bank walaupun biayanya lebih mahal.
Selain dua pokok masalh diatas bisa dibilang banyak masalah lain yang menghalangi koperasi di Indonesia untuk mencapai tujuan dari koperasi tersebut.

  • Reposisi Koperasi
Sejalan dengan ide pengembangan eksistensi koperasi, dalam kondisi krisis ekonomi, gIobaIisasi/liberalisasi ekonomi dunia sekarang ini, upaya untuk mendorong dan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pembangunan koperasi adalah sangat penting. Keikutsertaan warga masyarakat sebagai pelaku ekonomi tersebut diperlukan dalam upaya mencapai sasaran-sasaran makro pembangunan ekonomi yaitu penyembuhan ekonomi nasional. Hal tersebut didasarkan atas pemikiran bahwa pembangunan koperasi tidak dapat lagi hanya disandarkan pada pendanaan dari pemerintah, terlebih lagi dengan kondisi keuangan pemerintah sekarang ini yang semakin menyempit karena lebih banyak bersandar pada pinjaman dari luar negeri (terutama IMF). Melihat perkembangan terakhir di Indonesia ada kecenderungan bahwa pemerintah cenderung embangun kembali usaha konglomerat yang hancur dengan cara mengkonsentrasi kemampuan keuangan dengan rekapitulasi bank-bank. Dalam menghadapi situasi seperti ini, alternatif terbaik bagi koperasi dan usaha kecil adalah menghimpun kekuatan sendiri, baik kekuatan ekonomi maupun kekuatan politis, atau baik sebagai badan usaha maupun sebagai gerakan ekonomi rakyat, untuk memperkuat posisi tawar (bargaining position) mereka. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah mereka harus membangun koperasi, baik sebagai badan usaha maupun sebagai gerakan dalam satu kiprah yang simultan, Dengan berkoperasi mereka dapat menghimpun kekuatan kecil-kecil yang ada padanya, untuk digerakan dan diarahkan dalam rangka memperbaiki posisi ekonominya. Dengan menguatnya posisi ekonomi dari mereka, pada gilirannya posisi politisnya pun akan membaik sehingga posisi tawar mereka akan menguat, yang pada gilirannya eksistensinya dalam penentuan kebijaksanaan perekonomian nasional juga akan semakin membaik. Hal tersebut dimungkinkan karena koperasi memiliki peluang yang cukup besar mengingat potensi ekonomi anggota koperasi walaupun kecil-kecil tetapi sangat banyak dan tersebar, sehingga mampu membentuk kekuatan yang cukup besar baik dari aspek produksi, konsumsi maupun jasa-jasa.

alah satu upaya untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan melakukan reposisi peran koperasi yang secara mandiri dilakukan oleh koperasi dan pengusaha kecil. Keikutsertaan pemerintah dalam program ini dibatasi hanya sebagai fasilitator dan regulator, melalui suatu mekanisme yang menempatkan koperasi dan usaha kecil sejajar dengan perusahaan-perusahaan milik swasta dan perusahaan milik pemerintah. Strategi tersebut merupakan langkah yang perlu diLempuh berdasarkan pemikiran bahwa dengan program ini memungkinkan  permasalahan yang dihadapi koperasi dapat ditangani sekangus. Dalam hal ini, selain koperasi memiliki kesempatan untuk eksis dalam usaha-usaha yang selama ini seakan "diharamkan" untuk koperasi, seperti dalam pengelolaan hutan dan ekspor/impor. Program ini juga sekaligus juga dapat membuktikan bahwa koperasi dan usaha kecil mampu berperan sebagai kelembagaan yang menopang pemberdayaan ekonomi rakyat dalam sistem ekonomi kerakyatan.

Beberapa faktor penentu keberhasilan koperasi ditentukan dengan beberapa faktor berikut :

  1. Kemampuan menciptakan posisi pasar dan pengawasan harga yang layak antara lain dengan cara: 1) Bertindak bersama dalam menghadapi pasar melalui pemusatan kekuatan dari anggota; 2) Memperpendek jaringan pemasaran; 3) Memiliki alat perlengkapan organisasi yang berfungsi dengan baik seperti pengurus, Rapat Anggota, dan Badan Pemeriksa, serta manajer yang terampil dan berdedikasi; 4) Memiliki kemampuan sebagai suatu unit usaha dalam mengatur jumlah dan kualitas barang-barang yang dipasarkan melalui kegiatan pergudangan, penelitian kualitas yang cermat dan sebagainya.
  2. Penggunaan sarana dan prasarana yang tersedia secara optimal untuk mempertinggi efisiensi.
  3. Pengaruh dari koperasi terhadap anggota yang berkaitan dengan perubahan sikap dan perilaku yang lebih sesuai dengan tuntutan perubahan lingkungan, diantaranya perubahan teknologi, pasar dan dinamika masyarakat.
Selanjutnya hubungan dan pola kerjasama koperasi dengan pelaku ekonomi lainnya haruslah serasi. Sifat hubungan tersebut haruslah saling menguntungkan dan tidak menimbulkan ketergantungan koperasi kepada bangun ekonomi yang lain, serta dilandasi oleh pola kerjasama antar koperasi sendiri secara horizontal dan vertikal. Pembangunan kerja sama dengan pelaku ekonomi lainnya diprioritaskan pada pengembangan hubungan dengan pengusaha menengah dan perusahaan besar milik negara.
Dengan kedudukan dan peranan koperasi yang demikian dan sesuai dengan kebijaksanaan program pembangunan koperasi dalam era reformasi yang dititik beratkan pada upaya memandirikan koperasi, reposisi peran koperasi pada hakikatnya ditujukan menyelaraskan peran koperasi, sesuai dengan ide dan prinsip dasarnya. Di samping untuk mengembalikan tujuan pembangunan koperasi, reposisi koperasi diprogramkan untuk mengeliminir permasalahan yang dihadapi koperasi.



( sumber: http://just-for-duty.blogspot.com/2011/11/perkembangan-dan-kondisi-koperasi-di.html )

Rabu, 16 November 2011

Koperasi BUMDes

BUMDes(Badan Usaha Milik Desa)
Saya berkunjung kesalah satu jenis usaha sejenis koperasi di daerah banjarwaru ciawi-bogor yaitu BUMDes merupakan jenis usaha yang didirikan oleh desa. Dana yang di dapat berasal dari Gubernur sebesar 1 milyar. Dengan rincian 800 Juta untuk infrastuktur seerti gedung dan jalan dan 200 Juta untuk ekonomi yaitu modal untuk pinjaman. Di BUMDes ini memiliki 3 jenis Usaha yaitu:
1.      Jasa Layanan (payment) bayar listrik,bayar cicilan motor
2.      U2PD(usaha unit perkreditan)pinjam meminjam
3.      Grosir Sembako(penjualan ke warung warung kecil  dengan harga murah)
Saya akan menjelaskan tentang U2PD :
Berdiri pada bulan Desember 2010 dan baru dioperasionalkan pada buan januari 2011. Berawal mendapat dana sebesar 70 Juta. Pengajuan pinjaman sama seperti bank. Pinjaman yang ada paling kecil yaitu Rp 500.000 dan paling besar Rp 5.000.000.Dengan bunga sebesar 1% perbulan di usaha ini mempunyai dua sistem  yaitu secara konvensional yaitu 1% dan sistem syariah yaitu tergantung kesepakatan awal dengan nasaba misalnya. Disini jaminan akan ditahan apabila yang di pinjam diatas Rp 1.000.000 Seperti BPKB motor tapi jika dibawah tidak.
Jumlah masyarakat sejak tanggal 26 jan 2011 hanya 11 orang,bulan kedua 22 orang,bulan selanjutnya hingga sekarang berjumlah 88 orang. Dengan perputaran uang Rp 70.000.000 sampai sekarang mencapai Rp 114.102.750.

Stuktur Badan Usaha Milik Desa:
Pelindung: Kepala BPMD kab.Bogor
Pemeriksa: Inspektorat
Pembina: Camat Ciawi
Pemilik komisaris Exoficio: Kepala desa Wawan Kurniawan
Pengawas: Badan Permusywaratan Desa(BPD)
Direktur: Khoirul Anam
Bendahara: H. Hidayatulah
Sekretaris: Mulyana
Menejer Unit Usaha: Ariz Fadillah
Unit Usaha ekonomi Produktif:
  • Erwin Herwandi
  • Darwin Arifin
  • Taufik Yusuf
Unit Usaha Sembako(UUM):
  • Nina Marlina
  • NY.Siti Mardiah
  • Ruswandi
Unit Usaha Jasa Layanan Masyarakat(UJLM):
  • Mulyana
  •  
     
     
     ( Sumber: Putriwulanekagw.blogspot.com)
Rosita Anjarsari
2EA03 (16210252)
Universita Gunadarma

    Sejarah Koperasi Di Indonesia

    Koperasi sebagai suatu sistem ekonomi, mempunyai kedudukan (politik) yang cukup kuat karena memiliki cantolan konstitusional, yaitu berpegang pada Pasal 33 UUD 1945, khususnya Ayat 1 yang menyebutkan bahwa ?Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan?. Dalam Penjelasan UUD 1945 itu dikatakan bahwa bangun usaha yang paling cocok dengan asas kekeluargaan itu adalah Koperasi. Tafsiran itu sering pula dikemukakan oleh Mohammad Hatta, yang sering disebut sebagai perumus pasal tersebut. Pada Penjelasan konstitusi tersebut juga dikatakan, bahwa sistem ekonomi Indonesia didasarkan pada asas Demokrasi Ekonomi, di mana produksi dilakukan oleh semua dan untuk semua yang wujudnya dapat ditafsirkan sebagai Koperasi.Dalam wacana sistem ekonomi dunia, Koperasi disebut juga sebagai the third way, atau ?jalan ketiga?, istilah yang akhir-akhir ini dipopulerkan oleh sosiolog Inggris, Anthony Giddens, yaitu sebagai ?jalan tengah? antara kapitalisme dan sosialisme.Koperasi diperkenalkan di Indonesia oleh R. Aria Wiriatmadja di Purwokerto, Jawa Tengah pada tahun 1896. Ia mendirikan Koperasi kredit dengan tujuan membantu rakyatnya yang terjerat hutang dengan rentenir. R. Aria Wiriatmadja atau Tirto Adisuryo, yang kemudian dibantu pengembangannya oleh pejabat Belanda dan akhirnya menjadi program resmi pemerintah. Seorang pejabat pemerintah Belanda, yang kemudian menjadi sarjana ekonomi, Booke, juga menaruh perhatian terhadap Koperasi. Atas dasar tesisnya, tentang dualisme sosial budaya masyarakat Indonesia antara sektor modern dan sektor tradisional, ia berkesimpulan bahwa sistem usaha Koperasi lebih cocok bagi kaum pribumi daripada bentuk badan-badan usaha kapitalis. Pandangan ini agaknya disetujui oleh pemerintah Hindia Belanda sehingga pemerintah kolonial itu mengadopsi kebijakan pembinaan Koperasi.Meski Koperasi tersebut berkembang pesat hingga tahun 1933-an, pemerintah Kolonial Belanda khawatir Koperasi akan dijadikan tempat pusat perlawanan, namun Koperasi menjamur kembali hingga pada masa pendudukan Jepang dan kemerdekaan. Pada tanggal 12 Juli 1947, pergerakan Koperasi di Indonesia mengadakan Kongres Koperasi yang pertama di Tasikmalaya. Hari ini kemudian ditetapkan sebagai Hari Koperasi Indonesia.Bung Hatta meneruskan tradisi pemikiran ekonomi sebelumnya. Ketertarikannya kepada sistem Koperasi agaknya adalah karena pengaruh kunjungannya ke negara-negara Skandinavia, khususnya Denmark, pada akhir tahun 1930-an. Walaupun ia sering mengaitkan Koperasi dengan nilai dan lembaga tradisional gotong-royong, namun persepsinya tentang Koperasi adalah sebuah organisasi ekonomi modern yang berkembang di Eropa Barat. Ia pernah juga membedakan antara ?Koperasi sosial? yang berdasarkan asas gotong royong, dengan ?Koperasi ekonomi? yang berdasarkan asas-asas ekonomi pasar yang rasional dan kompetitif.Bagi Bung Hatta, Koperasi bukanlah sebuah lembaga yang antipasar atau nonpasar dalam masyarakat tradisional. Koperasi, baginya adalah sebuah lembaga self-help lapisan masyarakat yang lemah atau rakyat kecil untuk bisa mengendalikan pasar. Karena itu Koperasi harus bisa bekerja dalam sistem pasar, dengan cara menerapkan prinsip efisiensi. Koperasi juga bukan sebuah komunitas tertutup, tetapi terbuka, dengan melayani non-anggota, walaupun dengan maksud untuk menarik mereka menjadi anggota Koperasi, setelah merasakan manfaat berhubungan dengan Koperasi. Dengan cara itulah sistem Koperasi akan mentransformasikan sistem ekonomi kapitalis yang tidak ramah terhadap pelaku ekonomi kecil melalui persaingan bebas (kompetisi), menjadi sistem yang lebih bersandar kepada kerja sama atau Koperasi, tanpa menghancurkan pasar yang kompetitif itu sendiri.Dewasa ini, di dunia ada dua macam model Koperasi. Pertama, adalah Koperasi yang dibina oleh pemerintah dalam kerangka sistem sosialis. Kedua, adalah Koperasi yang dibiarkan berkembang di pasar oleh masyarakat sendiri, tanpa bantuan pemerintah. Jika badan usaha milik negara merupakan usaha skala besar, maka Koperasi mewadahi usaha-usaha kecil, walaupun jika telah bergabung dalam Koperasi menjadi badan usaha skala besar juga. Di negara-negara kapitalis, baik di Eropa Barat, Amerika Utara dan Australia, Koperasi juga menjadi wadah usaha kecil dan konsumen berpendapatan rendah. Di Jepang, Koperasi telah menjadi wadah perekonomian pedesaan yang berbasis pertanian.Di Indonesia, Bung Hatta sendiri menganjurkan didirikannya tiga macam Koperasi. Pertama, adalah Koperasi konsumsi yang terutama melayani kebutuhan kaum buruh dan pegawai. Kedua, adalah Koperasi produksi yang merupakan wadah kaum petani (termasuk peternak atau nelayan). Ketiga, adalah Koperasi kredit yang melayani pedagang kecil dan pengusaha kecil guna memenuhi kebutuhan modal. Bung Hatta juga menganjurkan pengorganisasian industri kecil dan Koperasi produksi, guna memenuhi kebutuhan bahan baku dan pemasaran hasil.Menurut Bung Hatta, tujuan Koperasi bukanlah mencari laba yang sebesar-besarnya, melainkan melayani kebutuhan bersama dan wadah partisipasi pelaku ekonomi skala kecil. Tapi, ini tidak berarti, bahwa Koperasi itu identik dengan usaha skala kecil. Koperasi bisa pula membangun usaha skala besar berdasarkan modal yang bisa dikumpulkan dari anggotanya, baik anggota Koperasi primer maupun anggota Koperasi sekunder. Contohnya adalah industri tekstil yang dibangun oleh GKBI (Gabungan Koperasi Batik Indonesia) dan berbagai Koperasi batik primer.Karena kedudukannya yang cukup kuat dalam konstitusi, maka tidak sebuah pemerintahpun berani meninggalkan kebijakan dan program pembinaan Koperasi. Semua partai politik, dari dulu hingga kini, dari Masyumi hingga PKI, mencantumkan Koperasi sebagai program utama. Hanya saja kantor menteri negara dan departemen Koperasi baru lahir di masa Orde Baru pada akhir dasarwarsa 1970-an. Karena itu, gagasan sekarang untuk menghapuskan departemen Koperasi dan pembinaan usaha kecil dan menengah, bukan hal yang mengejutkan, karena sebelum Orde Baru tidak dikenal kantor menteri negara atau departemen Koperasi. Bahkan, kabinet-kabinet yang dipimpin oleh Bung Hatta sendiri pun tidak ada departemen atau menteri negara yang khusus membina Koperasi.
    Pasang-surut Koperasi di IndonesiaKoperasi di Indonesia dalam perkembangannya mengalami pasang dan surut. Sebuah pertanyaan sederhana namun membutuhkan jawaban njelimet, terlontar dari seorang peserta. ?Mengapa jarang dijumpai ada Koperasi yang bertumbuh menjadi usaha besar yang menggurita, layaknya pelaku ekonomi lain, yakni swasta (konglomerat) dan BUMN? Mengapa gerakan ini hanya berkutat dari persoalan yang satu ke persoalan lain, dan cenderung stagnan alias berjalan di tempat? Mengapa Koperasi sulit berkembang di tengah ?habitat? alamnya di Indonesia?? Inilah sederet pertanyaan yang perlu dijadikan bahan perenungan.Padahal, upaya pemerintah untuk ?memberdayakan? Koperasi seolah tidak pernah habis. Bahkan, bila dinilai, mungkin amat memanjakan. Berbagai paket program bantuan dari pemerintah seperti kredit program: KKop, Kredit Usaha Tani (KUT), pengalihan saham (satu persen) dari perusahaan besar ke Koperasi, skim program KUK dari bank dan Kredit Ketahanan Pangan (KKP) yang merupakan kredit komersial dari perbankan, juga ?paket program? dari Permodalan Nasional Madani (PNM), terus mengalir untuk memberdayakan gerakan ekonomi kerakyatan ini. Tak hanya bantuan program, ada institusi khusus yang menangani di luar Dekopin, yaitu Menteri Negara Urusan Koperasi dan PKM (Pengusaha Kecil Menengah), yang seharusnya memacu gerakan ini untuk terus maju. Namun, kenyataannya, Koperasi masih saja melekat dengan stigma ekonomi marjinal, pelaku bisnis yang perlu dikasihani, pelaku bisnis ?pupuk bawang?, pelaku bisnis tak profesional.Masalah tersebut tidak bisa dilepaskan dari substansi Koperasi yang berhubungan dengan semangat. Dalam konteks ini adalah semangat kekeluargaan dan kegotongroyongan. Jadi, bila Koperasi dianggap kecil, tidak berperan, dan merupakan kumpulan serba lemah, itu terjadi karena adanya pola pikir yang menciptakan demikian.Singkatnya, Koperasi adalah untuk yang kecil-kecil, sementara yang menengah bahkan besar, untuk kalangan swasta dan BUMN. Di sinilah terjadinya penciptaan paradigma yang salah. Hal ini mungkin terjadi akibat gerakan Koperasi terlalu sarat berbagai embel-embel, sehingga ia seperti orang kerdil yang menggendong sekarung beras di pundaknya. Koperasi adalah ?badan usaha?, juga ?perkumpulan orang? termasuk yang ?berwatak sosial?. Definisi yang melekat jadi memberatkan, yakni ?organisasi sosial yang berbisnis? atau ?lembaga ekonomi yang mengemban fungsi sosial.?Berbagai istilah apa pun yang melekat, sama saja, semua memberatkan gerakan Koperasi dalam menjalankan visi dan misi bisnisnya. Mengapa tidak disebut badan usaha misalnya, sama dengan pelaku ekonomi-bisnis lainnya, yakni kalangan swasta dan BUMN, sehingga ketiganya memiliki kedudukan dan potensi sejajar. Padahal, persaingan yang terjadi di lapangan demikian ketat, tak hanya sekadar pembelian embel-embel. Hanya kompetisi ketat semacam itulah yang membuat mereka bisa menjadi pengusaha besar yang tangguh dan profesional. Para pemain ini akan disaring secara alami, mana yang efisien dalam menjalankan bisnis dan mereka yang akan tetap eksis.Koperasi yang selama ini diidentikkan dengan hal-hal yang kecil, pinggiran dan akhirnya menyebabkan fungsinya tidak berjalan optimal. Memang pertumbuhan Koperasi cukup fantastis, di mana di akhir tahun 1999 hanya berjumlah 52.000-an, maka di akhir tahun 2000 sudah mencapai hampir 90.000-an dan di tahun 2007 ini terdapat -------- Koperasi di Indonesia. Namun, dari jumlah yang demikian besar itu, kontribusinya bagi pertumbuhan mesin ekonomi belum terlalu signifikan. Koperasi masih cenderung menempati ekonomi pinggiran (pemasok dan produksi), lebih dari itu, sudah dikuasai swasta dan BUMN. Karena itu, tidak aneh bila kontribusi Koperasi terhadap GDP (gross domestic product) baru sekitar satu sampai dua persen, itu adalah akibat frame of mind yang salah.Di Indonesia, beberapa Koperasi sebenarnya sudah bisa dikatakan memiliki unit usaha besar dan beragam serta tumbuh menjadi raksasa bisnis berskala besar. Beberapa Koperasi telah tumbuh menjadi konglomerat ekonomi Indonesia, yang tentunya tidak kalah jika dibandingkan dengan perusahaan swasta atau BUMN yang sudah menggurita, namun kini banyak yang sakit. Omzet mereka mencapai milyaran rupiah setiap bulan. Konglomerat yang dimaksud di sini memiliki pengertian: Koperasi yang bersangkutan sudah merambah dan menangani berbagai bidang usaha yang menguasai hajat hidup orang banyak dan merangsek ke berbagai bidang usaha-bisnis komersial.




    ( Sumber:  http://purwakartakab.bps.go.id/index.php?option=com_content&view=article&catid=49:koperasi&id=99:sejarah-koperasi&Itemid=30 )

    Rosita Anjarsari
    2EA03 ( 16210252 )
    Universitas Gunadarma

    Sejarah Koperasi Dunia

    Koperasi terdapat hampir semua negara industri n negara berkembang. Koperasi historis : lembaga-lembaga kemasyarakatan yang tumbuh atas dasar solidaritas tradisional n kerja sama antara individu, n pernah berkembang sejak awal sejarah manusia sampai pada awal revolusi industri di Eropa pada akhir abad 18 dan abad 19. Lembaga ini sering disebut “KOPERASI PRAINDUSTRI”
    Kriteria koperasi historis melalui pendekatan-pendekatan sosiologis dan sosiopolitis mendefinisikannya dengan sistem sosial, komunitas (gemeinschaft) dan kelompok masyarakat yang memiliki struktur koperasi, dimana hubungan-hubungan antara individu ditandai oleh solidaritas dan kerja sama, serta kekuatan sosio-politis, ekonomi yang terbagi merata diantara mereka.
    Di negara-negara yang sedang berkembang terdapat sistem kesukuan, bentuk keluarga besar, komunitas setempat, usaha paling menolong, kerja sama tradisional. Lembaga koperasi dinamakan lembaga koperasi asli (autochthonous cooperative) atau kerja sama tradisional, contohnya : gotong royong di Indonesia.
    PELOPOR-PELOPOR KOPERASI
    PELOPOR-PELOPOR KOPERASI DARI ROCHDALE
    Yang terdiri atas 28 pekerja dipimpin Charls Howard di kota Rochdale dibagian utara Inggris, pada tanggal 24 oktober 1844 mendirikan usaha pertokoan merupakan milik para konsumen yang berhasil. Peristiwa ini merupakan lahirnya “Gerakan Koperasi Modern”
    Rochdale Equitable Pioneer’s Cooperative Society, dengan prinsip-prinsip koperasinya :
    1. Keanggota yang bersifat terbuka.
    2. Pengawasan secara demokratis.
    3. Bunga yang terbatas atas modal anggota.
    4. Pengembalian sisa hasil usaha sesuai dengan jasanya pada koperasi.
    5. Barang-barang hanya dijual sesuai dengan harga pasar yang berlaku dan harus secara tunai.
    6. Tidak ada perbedaan berdasarkan ras, suku bangsa, agama dan aliran politik.
    7. Barang-barang yang dijual adalah barang-barang yang asli dan bukan yang rusak atau palsu.
    8. Pendidikan terhadap anggota secar berkesinambungan.
    PELOPOR SCHULTZE DELITSCH
    Herman Schultz-Delitsch (1808-1883), hakim dan anggota parlemen pertama di Jerman yang berhasil mengembangkan konsep badi prakarsa dan perkembangan bertahap dari koperasi-koperasi kredit perkotaan, koperasi pengadaan sarana produksi bagi pengrajin, yang kemudian diterapkan oleh pedagang kecil, dan kelompok lain-lain.
    Selain koperasi kredit, Schulze mendirikan koperasi jenis-jenis lain, antara lain :
    1. Koperasi asuransi untuk resiko sakit dan kematian.
    2. Koperasi pengadaan bahan baku dan sarana produksi serta memasarkan hasil produksi.
    3. Koperasi produksi, yaitu dimana anggota-anggotanya sebagai pemilik dan pekerja pada koperasi tersebut pada saat yang sama.
    PELOPOR RAIFFEISSEN
    Friedrich Wilhelm Raiffeissen (1818-1888) kepala desa di Flemmerfeld, Weyerbush di Jerman. Raiffeissen membentuk koperasi-koperasi kredit berdasarkan solidaritas dan tanggungan tidak terbatas yang dipikul oleh para anggota perkumpulan koperasi tersebut, dan dibimbing brdasarkan prinsip menolong diri sendiri, mengelola diri sendiri, dan mengawasi diri sendiri.
    Pada waktu itu usaha pokok-pokok pikiran dari konsepsinya adalah :
    1. Pembentukan koperasi-koperasi dengan organisasi sederhana atas dasar kelompok anggota-anggota yang jumlahnya sedikit dan saling membutuhkan.
    2. Pelaksanaan kegiatan pengelolaan dari koperasi-koperasi oleh orang-orang yang dipercaya dan dihormati oleh para anggota, misalnya : guru, pendeta, dsb.
    3. Pemberian kredit hanya pada anggota, tetapi deposito dapat diterima dari bukan anggota.
    Selain pelopor-pelopor koperasi di atas, terdapat pula pelopor-pelopor dari negara lain seperti :
    1. Luigi Luzatti (1841-1927) di Italia.
    2. Abbe de Lammerais (1782-1854) di Perancis.
    3. Sir Horace Plunkett (1854-1932) di Irlandia.


    ( Sunber : http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/10/sejarah-koperasi-dunia/  )


    Rosita Anjarsari
    2EA03 (16210252)
    Universitas Gunadarma

    Kamis, 13 Oktober 2011

    Perekrutan Karyawan pada Perusahaan Cuci Steam Kendaraan

    Kesibukan yang melanda masyarakat ibu kota kini semakin menyita banyak waktu. Terkadang pekerjaan mudahpun sulit untuk kita lakukan sendiri,sebagai contoh untuk mencuci kendaraan sendiri baik mobil maupun kendaraan sepeda motor. Bukan hanya karna sulit meluangkan waktu saja,namun fisik yang sudah banyak diforsir untuk melakukan pekerjaan pokok seringkali membuat tubuh seperti kelelahan untuk melakukan pekerjaan kecil seperti itu. Lalu,harus kemana jika kendaraan yang biasa kita gunakan sehari-hari keadaannya sudah tidak sedap di pandang karna penuh debu yang menempel? sedangkan tubuh kita sudah lelah untuk mencucinya sendiri. Cuci Steam ! itulah tempat yang pas untuk menjawab pertanyaan tersebut. Namun dalam tulisan ini kita tidak akan membahas mengenai apa itu cuci steam ataupun kesibukan masyarakat ibu kota. Disini kita akan membahas mengenai siapa yang berjasa atas berihnya kendaraan kita.

    Sebut saja "tukang". "tukang" disini adalah seseorang yang pekerjaannya mencuci kendaraan kita,bukan berari dia lah pemilik perusahaan Cuci Steam. Dan yang akan kita bahas tepatnya mengenai "tukang" Cuci Steam pada perusahaan Cuci Steam non-formal,dalam arti perusahaan ini tidak memiliki ikatan khusus dengan pemerintah. Tahukah anda bagaimana mereka bisa bekerja sebagai tukang cuci steam? bagaimana caranya mereka bisa bergabung dengan perusahaan tersebut? apa saja yang biasanya mereka lakukan kala melakukan pekerjaannya? dan berapakah pendapatan mereka selama sehari? seminggu? atau sebulan?. Disini lah kita akan mengulas pertanyaan-pertanyaan tersebut.

    Beberapa hari yang lalu saya mendatangi suatu peusahaan Cuci Steam non-formal,tentunya untuk mencuci kendaraan sepeda motor saya. berhubung saya mendapat tugas dari dosen Sumber Daya Alam mengenai  bagaimana perekrutan karyawan pada perusahaan non-formal,maka saya jadikan kesempatan itu untuk mengerjakan tugas saya. karna saya sudah menjadi langganan pada cuci steam tersebut,maka sayapun sudah akrab dengan hampir semua pegawai tukang cuci disana. Sambil mengawasi sepeda motor saya yang sedang di kerjakan,saya mengajak tukang yang mengerjakan sepeda motor saya untuk mengobrol mengenai pekerjaannya itu. Berdasarkan informasi yang saya dapat dari beliau sebagai narasumber,ternyata cara beliau bergabung dengan perusahaan ini sangat sederhana. awalnya beliau hanya ikut-ikutan salah satu temannya yang memang suda terlebih dahulu menjadi pegawai sebagai tukang diperusahaan tersebut,kemudian beliau tertarik untuk ikut bekerja sebagai tukang,mengingat beliau sudah tidak melanjutkan sekolahnya yang hanya tamatan SMP,daripada menganggur lebih baik mencari uang. "nggak ada embel-embel apa-apa yang bikin kesan resmi sih buat masuk sini,bos cuma bilang ya udah kalo emang pengen kerja di sini boleh aja". karna beliau sudah biasa memperhatikan temannya mencuci kendaraan,maka beliaupun menjadi hafal bagamana tekniknya. kemudian saya bertanya mengenai pendapatan,dan beliaupun menjawab "disini sistemnya langsung,perhari. pokoknya dibagi dua sama bos,kalo 1 motor Rp. 7000,bos 4 ribu saya 3 ribu. kalo 1 mobil 12 ribu,bos Rp. 7000 y saya sisanya". kemudian pertanyaan saya yang terakhir,biasanya berapa kendaraan dan kira-kira berapa uang yang beliau peroleh dalam sehari mencuci? dan beliaupun menjawab "kalo lagi musim kemarau gini banyak mba,kan sumur-sumur dirumah pada kering,jadi airnya untuk keperluan lain dan orang-orang pada nyuci motornya kesini buat hemat air di rumah,bisa bisa saya dapet kadang-kadang sampe 10 motor,kadang 15 motor kalo sampe malem,kadang mobil juga dapet 3. itu juga udah bagi-bagi sama teman-teman saya yang lain,lumayanlah kalo musim kemarau gini saya bisa kantongin sampe Rp. 70000 sehari,tapi kalo musim ujan kadang cuman Rp. 20000,ato Rp. 30000 an lah sampe malem".

    Wah ternyata sangat mudah yah untuk bergabung dengan perusahaan nonformal,walaupun pendapatannya kadang pas-pasan.

    Begitu lah Informasi yang saya dapat mengenai perekrutan pegawai pada perusahaan Cuci Steam.








    Oleh: Rosita Anjarsari (16210252)
             2EA03 FE UG 2011

    Minggu, 02 Oktober 2011

    KOPERASI

    1. KOPERASI
    2. Badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi , sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan . UU No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian Indonesia
    3. Prinsip-prinsip koperasi
      • Keanggotan bersifat terbuka dan sukarela
      • Pengelolaan dilakukan secara demokratis
      • Pembagian balas jasa yang terbatas pada modal
      UU no.25 tahun 1992 bab 3 pasal 5
    4. Prinsip-prinsip koperasi
      • Pembagian SHU dilakukan secara adil dan sebanding berdasar jasa usaha masing-masing anggota.
      • Kemandirian.
      UU no.25 tahun 1992 bab 3 pasal 5
    5. Struktur Organisasi koperasi RAPAT ANGGOTA PENGURUS PENGAWAS
    6. Sumber permodalan koperasi MODAL KOPERASI MODAL PINJAMAN SIMPANAN POKOK MODAL SENDIRI SIMPANAN WAJIB DANA CADANGAN HIBAH KOPERASI LAIN BANK LEMBAGA KEUANGAN LAIN
    7. SIMPANAN POKOK
      • Simpanan yang dibayarkan oleh anggota ketika pertama kali masuk menjadi anggota koperasi
      • Simpanan ini dibayar hanya sekali dan bisa diambil bila keluar dari keanggotaan koperasi
      MODAL SENDIRI
    8. SIMPANAN WAJIB Simpanan yang dibayarkan oleh anggota secara berkala selama menjadi anggota koperasi Simpanan ini dibayar terus-menerus dan bisa diambil bila keluar dari keanggotaan koperasi MODAL SENDIRI
    9. DANA CADANGAN KOPERASI
      • Bagian dari SHU koperasi yang tidak dibagikan kepada anggota
      • Dana cadangan digunakan untuk memupuk modal sendiri dan untuk menutup kerugian koperasi.
      MODAL SENDIRI
    10. HIBAH Bantuan dari berbagai pihak yang tidak harus dikembalikan Hibah merupakan pemberian Cuma-Cuma untuk membantu koperasi MODAL SENDIRI
    11. Fungsi dan peran koperasi
      • Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.
      • Berperan serta aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat.
    12. Fungsi dan peran koperasi
      • Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai sokogurunya.
      • Berusaha mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas azas kekeluargaan dandemokrasi ekonomi.
    13. LANDASAN KOPERASI
      • Landasan idiil : Pancasila.
      • Landasan struktural : UUD 1945.
      • Landasan operasional:
      • - UU No. 25 Tahun 1992
      • - Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART).
      • Landasan mental : kesadaran pribadi dan kesetiakawanan
    14. Jenis koperasi jika dilihat dari lapangan usahanya
      • Koperasi simpan-pinjam ( kredit )
      • Koperasi Konsumsi
      • Koperasi Produksi
      • Koperasi Jasa
      • Koperasi Serba usaha
    15. Koperasi simpan-pinjam ( kredit )
      • Koperasi ini menerima tabungan dari anggota dan memberi pinjaman pada masyarakat dengan syarat mudah dan ringan.
      JENIS KOPERASI (LAPANGAN USAHA)
    16. Koperasi Konsumsi
      • Koperasi ini menjual barang-barang keutuhan sehari-hari kepada masyarakat, atau koperasi yang mengelola unit usaha pertokoan.
      JENIS KOPERASI (LAPANGAN USAHA)
    17. Koperasi Produksi
      • Koperasi yang memiliki dan mengelola unit usaha produksi ( mengolah bahan mentah menjadi bahan/barang lain ) hingga menghasilkan barang.
      JENIS KOPERASI (LAPANGAN USAHA)
    18. Koperasi Jasa
      • koperasi yang mengelola unit usaha pelayanan jasa.
      JENIS KOPERASI (LAPANGAN USAHA)
    19. Koperasi Serba usaha
      • Koperasi yang usahanya lebih dari satu seperti meliputi usaha kredit,konsumsi, produksi, dan jasa.
      JENIS KOPERASI (LAPANGAN USAHA) 



    ROSITA ANJARSARI (16210252)
    2EA03 Manajemen S1 FE UG





    Sumber: www.slideshare.net/mangabdul/koperasi

    Sabtu, 01 Oktober 2011

    SEJARAH KOPERASI DI INDONESIA

    Koperasi sebagai suatu sistem ekonomi, mempunyai kedudukan (politik) yang cukup kuat karena memiliki cantolan konstitusional, yaitu berpegang pada Pasal 33 UUD 1945, khususnya Ayat 1 yang menyebutkan bahwa ?Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan?. Dalam Penjelasan UUD 1945 itu dikatakan bahwa bangun usaha yang paling cocok dengan asas kekeluargaan itu adalah Koperasi. Tafsiran itu sering pula dikemukakan oleh Mohammad Hatta, yang sering disebut sebagai perumus pasal tersebut. Pada Penjelasan konstitusi tersebut juga dikatakan, bahwa sistem ekonomi Indonesia didasarkan pada asas Demokrasi Ekonomi, di mana produksi dilakukan oleh semua dan untuk semua yang wujudnya dapat ditafsirkan sebagai Koperasi.Dalam wacana sistem ekonomi dunia, Koperasi disebut juga sebagai the third way, atau ?jalan ketiga?, istilah yang akhir-akhir ini dipopulerkan oleh sosiolog Inggris, Anthony Giddens, yaitu sebagai ?jalan tengah? antara kapitalisme dan sosialisme.Koperasi diperkenalkan di Indonesia oleh R. Aria Wiriatmadja di Purwokerto, Jawa Tengah pada tahun 1896. Ia mendirikan Koperasi kredit dengan tujuan membantu rakyatnya yang terjerat hutang dengan rentenir. R. Aria Wiriatmadja atau Tirto Adisuryo, yang kemudian dibantu pengembangannya oleh pejabat Belanda dan akhirnya menjadi program resmi pemerintah. Seorang pejabat pemerintah Belanda, yang kemudian menjadi sarjana ekonomi, Booke, juga menaruh perhatian terhadap Koperasi. Atas dasar tesisnya, tentang dualisme sosial budaya masyarakat Indonesia antara sektor modern dan sektor tradisional, ia berkesimpulan bahwa sistem usaha Koperasi lebih cocok bagi kaum pribumi daripada bentuk badan-badan usaha kapitalis. Pandangan ini agaknya disetujui oleh pemerintah Hindia Belanda sehingga pemerintah kolonial itu mengadopsi kebijakan pembinaan Koperasi.Meski Koperasi tersebut berkembang pesat hingga tahun 1933-an, pemerintah Kolonial Belanda khawatir Koperasi akan dijadikan tempat pusat perlawanan, namun Koperasi menjamur kembali hingga pada masa pendudukan Jepang dan kemerdekaan. Pada tanggal 12 Juli 1947, pergerakan Koperasi di Indonesia mengadakan Kongres Koperasi yang pertama di Tasikmalaya. Hari ini kemudian ditetapkan sebagai Hari Koperasi Indonesia.Bung Hatta meneruskan tradisi pemikiran ekonomi sebelumnya. Ketertarikannya kepada sistem Koperasi agaknya adalah karena pengaruh kunjungannya ke negara-negara Skandinavia, khususnya Denmark, pada akhir tahun 1930-an. Walaupun ia sering mengaitkan Koperasi dengan nilai dan lembaga tradisional gotong-royong, namun persepsinya tentang Koperasi adalah sebuah organisasi ekonomi modern yang berkembang di Eropa Barat. Ia pernah juga membedakan antara ?Koperasi sosial? yang berdasarkan asas gotong royong, dengan ?Koperasi ekonomi? yang berdasarkan asas-asas ekonomi pasar yang rasional dan kompetitif.Bagi Bung Hatta, Koperasi bukanlah sebuah lembaga yang antipasar atau nonpasar dalam masyarakat tradisional. Koperasi, baginya adalah sebuah lembaga self-help lapisan masyarakat yang lemah atau rakyat kecil untuk bisa mengendalikan pasar. Karena itu Koperasi harus bisa bekerja dalam sistem pasar, dengan cara menerapkan prinsip efisiensi. Koperasi juga bukan sebuah komunitas tertutup, tetapi terbuka, dengan melayani non-anggota, walaupun dengan maksud untuk menarik mereka menjadi anggota Koperasi, setelah merasakan manfaat berhubungan dengan Koperasi. Dengan cara itulah sistem Koperasi akan mentransformasikan sistem ekonomi kapitalis yang tidak ramah terhadap pelaku ekonomi kecil melalui persaingan bebas (kompetisi), menjadi sistem yang lebih bersandar kepada kerja sama atau Koperasi, tanpa menghancurkan pasar yang kompetitif itu sendiri.Dewasa ini, di dunia ada dua macam model Koperasi. Pertama, adalah Koperasi yang dibina oleh pemerintah dalam kerangka sistem sosialis. Kedua, adalah Koperasi yang dibiarkan berkembang di pasar oleh masyarakat sendiri, tanpa bantuan pemerintah. Jika badan usaha milik negara merupakan usaha skala besar, maka Koperasi mewadahi usaha-usaha kecil, walaupun jika telah bergabung dalam Koperasi menjadi badan usaha skala besar juga. Di negara-negara kapitalis, baik di Eropa Barat, Amerika Utara dan Australia, Koperasi juga menjadi wadah usaha kecil dan konsumen berpendapatan rendah. Di Jepang, Koperasi telah menjadi wadah perekonomian pedesaan yang berbasis pertanian.Di Indonesia, Bung Hatta sendiri menganjurkan didirikannya tiga macam Koperasi. Pertama, adalah Koperasi konsumsi yang terutama melayani kebutuhan kaum buruh dan pegawai. Kedua, adalah Koperasi produksi yang merupakan wadah kaum petani (termasuk peternak atau nelayan). Ketiga, adalah Koperasi kredit yang melayani pedagang kecil dan pengusaha kecil guna memenuhi kebutuhan modal. Bung Hatta juga menganjurkan pengorganisasian industri kecil dan Koperasi produksi, guna memenuhi kebutuhan bahan baku dan pemasaran hasil.Menurut Bung Hatta, tujuan Koperasi bukanlah mencari laba yang sebesar-besarnya, melainkan melayani kebutuhan bersama dan wadah partisipasi pelaku ekonomi skala kecil. Tapi, ini tidak berarti, bahwa Koperasi itu identik dengan usaha skala kecil. Koperasi bisa pula membangun usaha skala besar berdasarkan modal yang bisa dikumpulkan dari anggotanya, baik anggota Koperasi primer maupun anggota Koperasi sekunder. Contohnya adalah industri tekstil yang dibangun oleh GKBI (Gabungan Koperasi Batik Indonesia) dan berbagai Koperasi batik primer.Karena kedudukannya yang cukup kuat dalam konstitusi, maka tidak sebuah pemerintahpun berani meninggalkan kebijakan dan program pembinaan Koperasi. Semua partai politik, dari dulu hingga kini, dari Masyumi hingga PKI, mencantumkan Koperasi sebagai program utama. Hanya saja kantor menteri negara dan departemen Koperasi baru lahir di masa Orde Baru pada akhir dasarwarsa 1970-an. Karena itu, gagasan sekarang untuk menghapuskan departemen Koperasi dan pembinaan usaha kecil dan menengah, bukan hal yang mengejutkan, karena sebelum Orde Baru tidak dikenal kantor menteri negara atau departemen Koperasi. Bahkan, kabinet-kabinet yang dipimpin oleh Bung Hatta sendiri pun tidak ada departemen atau menteri negara yang khusus membina Koperasi.
    Pasang-surut Koperasi di IndonesiaKoperasi di Indonesia dalam perkembangannya mengalami pasang dan surut. Sebuah pertanyaan sederhana namun membutuhkan jawaban njelimet, terlontar dari seorang peserta. ?Mengapa jarang dijumpai ada Koperasi yang bertumbuh menjadi usaha besar yang menggurita, layaknya pelaku ekonomi lain, yakni swasta (konglomerat) dan BUMN? Mengapa gerakan ini hanya berkutat dari persoalan yang satu ke persoalan lain, dan cenderung stagnan alias berjalan di tempat? Mengapa Koperasi sulit berkembang di tengah ?habitat? alamnya di Indonesia?? Inilah sederet pertanyaan yang perlu dijadikan bahan perenungan.Padahal, upaya pemerintah untuk ?memberdayakan? Koperasi seolah tidak pernah habis. Bahkan, bila dinilai, mungkin amat memanjakan. Berbagai paket program bantuan dari pemerintah seperti kredit program: KKop, Kredit Usaha Tani (KUT), pengalihan saham (satu persen) dari perusahaan besar ke Koperasi, skim program KUK dari bank dan Kredit Ketahanan Pangan (KKP) yang merupakan kredit komersial dari perbankan, juga ?paket program? dari Permodalan Nasional Madani (PNM), terus mengalir untuk memberdayakan gerakan ekonomi kerakyatan ini. Tak hanya bantuan program, ada institusi khusus yang menangani di luar Dekopin, yaitu Menteri Negara Urusan Koperasi dan PKM (Pengusaha Kecil Menengah), yang seharusnya memacu gerakan ini untuk terus maju. Namun, kenyataannya, Koperasi masih saja melekat dengan stigma ekonomi marjinal, pelaku bisnis yang perlu dikasihani, pelaku bisnis ?pupuk bawang?, pelaku bisnis tak profesional.Masalah tersebut tidak bisa dilepaskan dari substansi Koperasi yang berhubungan dengan semangat. Dalam konteks ini adalah semangat kekeluargaan dan kegotongroyongan. Jadi, bila Koperasi dianggap kecil, tidak berperan, dan merupakan kumpulan serba lemah, itu terjadi karena adanya pola pikir yang menciptakan demikian.Singkatnya, Koperasi adalah untuk yang kecil-kecil, sementara yang menengah bahkan besar, untuk kalangan swasta dan BUMN. Di sinilah terjadinya penciptaan paradigma yang salah. Hal ini mungkin terjadi akibat gerakan Koperasi terlalu sarat berbagai embel-embel, sehingga ia seperti orang kerdil yang menggendong sekarung beras di pundaknya. Koperasi adalah ?badan usaha?, juga ?perkumpulan orang? termasuk yang ?berwatak sosial?. Definisi yang melekat jadi memberatkan, yakni ?organisasi sosial yang berbisnis? atau ?lembaga ekonomi yang mengemban fungsi sosial.?Berbagai istilah apa pun yang melekat, sama saja, semua memberatkan gerakan Koperasi dalam menjalankan visi dan misi bisnisnya. Mengapa tidak disebut badan usaha misalnya, sama dengan pelaku ekonomi-bisnis lainnya, yakni kalangan swasta dan BUMN, sehingga ketiganya memiliki kedudukan dan potensi sejajar. Padahal, persaingan yang terjadi di lapangan demikian ketat, tak hanya sekadar pembelian embel-embel. Hanya kompetisi ketat semacam itulah yang membuat mereka bisa menjadi pengusaha besar yang tangguh dan profesional. Para pemain ini akan disaring secara alami, mana yang efisien dalam menjalankan bisnis dan mereka yang akan tetap eksis.Koperasi yang selama ini diidentikkan dengan hal-hal yang kecil, pinggiran dan akhirnya menyebabkan fungsinya tidak berjalan optimal. Memang pertumbuhan Koperasi cukup fantastis, di mana di akhir tahun 1999 hanya berjumlah 52.000-an, maka di akhir tahun 2000 sudah mencapai hampir 90.000-an dan di tahun 2007 ini terdapat -------- Koperasi di Indonesia. Namun, dari jumlah yang demikian besar itu, kontribusinya bagi pertumbuhan mesin ekonomi belum terlalu signifikan. Koperasi masih cenderung menempati ekonomi pinggiran (pemasok dan produksi), lebih dari itu, sudah dikuasai swasta dan BUMN. Karena itu, tidak aneh bila kontribusi Koperasi terhadap GDP (gross domestic product) baru sekitar satu sampai dua persen, itu adalah akibat frame of mind yang salah.Di Indonesia, beberapa Koperasi sebenarnya sudah bisa dikatakan memiliki unit usaha besar dan beragam serta tumbuh menjadi raksasa bisnis berskala besar. Beberapa Koperasi telah tumbuh menjadi konglomerat ekonomi Indonesia, yang tentunya tidak kalah jika dibandingkan dengan perusahaan swasta atau BUMN yang sudah menggurita, namun kini banyak yang sakit. Omzet mereka mencapai milyaran rupiah setiap bulan. Konglomerat yang dimaksud di sini memiliki pengertian: Koperasi yang bersangkutan sudah merambah dan menangani berbagai bidang usaha yang menguasai hajat hidup orang banyak dan merangsek ke berbagai bidang usaha-bisnis komersial






    Rosita Anjarsari (16210252)
    2EA03 manajemen S1 FE UG


    Sumber: www.purwakartakab.bps.go.id
     

    Selasa, 31 Mei 2011

    PAJAK (Belajar ilmu ekonomi dasar mengenai PAJAK)

    Pajak. Apa itu pajak?

    Pajak adalah pungutan yang dilakukan negara kepada rakyat untuk membiayai keperluan pemerintah dan kepentingan masyarakat umum. Pajak merupakan pendapatan negara terbesar. Pajak bisa bersumber dari dalam negeri dan lluar negeri. Pajak yang bersumber dari dalam negeri anatara lain adalah Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB). Sedangkan pajak dari luar negeri antara lain adalah berasal dari pajak perdagangan internasional,terdiri dari bea masuk dan pajak ekspor.

    A. Fungsi-Funfsi Pajak
    1. Fungsi Budgeter, maksudnya adalah pajak merupakan salah satu sumber pendapatan bagi pemerintah,baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
    2. Fungsi Alokasi maksudnya perolehan pajak akan dialokasikan pemerintah pada setiap bidangseperti ekonomi,pendidikan,kesehatan dan perumahan supaya semua bidang dapat berkembang dengan baik.
    3. Fungsi Distribusi, yaitu sebagai alat pemerataan pendapatan dengan cara mengenakan pajak tarif tinggi pada yang berpendapatan tinggi dan mengenakan pajak rendah pada yang berpendapatan rendah.
    4. Funfsi Reguler/stabilisasi, yaitu digunakan sebagai alat ntuk mengatur perekonomian sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai pemerintah.

    B. Ciri-ciri Pajak
    1. Iuran dari rakyat kepada pemerintah
    2. Digunakan untuk kepentingan pemerintah dan masyarakat umum
    3. Pemungutan pajak dapat dipaksakan
    4. Harus diatur dengan undang-undang


    C. Asas dan Sistem Pemungutan Pajak
    1. Asas Falsafah Hukum, pajak yang dipungut harus berdasarkan keadilan dan sesuai dengan kemampuan wajib pajak atau memenuhi asas falsafah hukum.
    2. Asas Yuridis, pemungutan pajak yang dilakukan pemerintah harus jelas dan berdasarkan pada undang-undang.
    3. Asa Finansial, pemungutan pajak harus mempertimbangkan juga besarnya biaya pemungutan pajak.
    4. Asas Ekonomi, pemungutan pajak jangan sampai menghambat kelancaran ekonomi sehingga kesejahteraan masyarakat terganggu.
    (bersambung)

    Minggu, 29 Mei 2011

    PASAR (belajar ilmu ekonomi dasar mengenai "pasar")

    Pasar,kamu pasti sering mendengar kata pasar,cobalah lihat di daerah tempat tinggalmu,apakah ada pasar disana?. Biasanya ada satu pasar di tiap satu tempat,baik pasar tradisional maupun pasar modern. pasar cileungsi,pasar wanaherang,pasar pal,pasar anyar dan pasar uler merupakan jenis pasar tradisional,sedangkan minimarket (indomaret,alfamaret),supermarket (hypermart,carefur) merupakan pasar modern.

    Pengertian umum dari pasar adalah "tempat bertemunya pihak penjual dan pembeli untuk melakukan kegiatan transaksi jual beli". Ada pasar yang bersifat kongkret/nyata,yaitu tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi jual beli,dan ada pasar yang bersifat abstrak/tidak nyata,yaitu terjadinya transaksi jual beli tanpa penjual dan pembeli bertemu secara langsung.

    Secara garis besar ada 3 jenis pasar utama (three basic market):
    1. Pasar barang dan jasa,dalam pasar ini yang di perjual belikan adalah barang dan jasa,pasar barang adalah pasar yang menjual barang-barang,misalnya menjual pakaian,makanan,peralatan sehari-hari dll. pasar jasa merupakan pasar yg menjual jasa,misalnya bengkel,salon dll.
    2. Pasar tenaga kerja,dalam pasar ini terdapat permintaan dan penawaran terhadap tenaga kerja. sebagai contoh pada surat kabar terdapat berita mengenai lowongan kerja,pencari tenaga kerja merupakan pembeli,sedangkan pencari kerja adalah penjualnya.
    3. Pasar keuang,di dalam pasar keuang yang diperjual belikan bukanlah uang secara fisik,melainkan hak penggunaan uang. Pasar keungan dibagi lagi menjadi 2 jenis,yaitu pasar modal dan pasar uang. Keduanya sama-sama menjual uang dalam bentuk surat berharga,contoh surat berharga yang di jual belikan oleh pasar modal adalah saham dan obligasi,sedangkan contoh surat berharga yang di perjual belikan oleh pasar uang adalah Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Surat Berharga Pasar Uang (SBPU).

    Bentuk-Bentuk Pasar Barang Dan Jasa
    a. Berdasarkan Mutu Pelayanan
    1.     Pasar Tradisional, merupakan pasar yang dibangun oleh pemerintah,swasta,koperasi maupun swadaya masyarakat. Tempat usahanya berupa toko,kios,los dan tenda yang dimiliki dan dikelola oleh pedagang kecil. Di pasar tradisional dapat terjadi tawar-menawar.
    1.     Pasar Modern, merupakan tempat yang dibangun pemerintah,swasta maupun koperasi yang berbentuk mall,supermarket,departement store dan shopping center. Kenyamanan berbelanja sangat diperhatikan pada pasar modern. tidak ada proses tawar menawar karena setiap barang sudah di lengkapi lebel harga yang pasti.
    b. Berdasarkan sifat pendistribusiannya
    1. Pasar Grosir/Perkulakan, pasar yang melakukan penjualan dalam jumlah besar. Contoh: tanah abang,PGC,dll.
    2. Pasar Eceran, penjualan dalam jumlah yang kecil. Pasar ini biasanya membeli barang dari pasar grosir kemudian menjualnya kembali dalam bentuk eceran. Contoh: pedagang kaki lima
    c. Berdasaarkan Luas Jaringan Distribusi
    1. Pasar Lokal/Setempat, adalah pasar yang meliputi suatu daerah tertentu dan barang yang diperjual belikan adalah barang kebutuhan sehari-hari.
    2. Pasar Daerah, adalah pasar yang lebih luas dari pasar lokal dan biasanya meliputi daerah tertentu seperti pasar kecamatan atau pasar kabupaten.
    3. Pasar Nasional,yaitu pasar yang meliputi suatu wilayah negara.
    4. Pasar Internasional, pasar yang menjual barang di beberapa negara,seperti pasar tembakau di jerman.
    c. Berdasarkan Waktu
    1. Pasar Harian, Pasar yang berlangsung setiap hari
    2. Pasar Mingguan, Pasar yang berlangsung satu hari dalam seminggu
    3. Pasar Bulanan, pasar yang berlangsung hanya satu bulan sekali
    4. Pasar Tahunan, Pasar yang berlangsung sekali galam setahun
    d. BerdasarkanPosisi Perusahaan Dalam Pasar
    1. Pasar Persaingan Sempurna (Perfect Competition), agak sulit untuk mendefinisikannya dan mencari contoh pasar yang benar-benar merupakan pasar persaingan sempurna. Misalnya pasar untuk komoditi tahu dan tempe. kalau kita perhatikan barang tersebut tidak dicantumkan nama produsennya,sehingga konsumen tidak memilih-milih buatan produsen tertentu
    2. Pasar Monopoli (Monopoly), contohnya PT PLN (Perusahaan Listrik Negara) dan PT KAI (Kreta Api Indonesia)
    3. Pasar Persaingan Monopolistis (Monopolistic Competition), Contohnya adalah pasar produk pakaian jadi
    4. Pasaar Oligopoli (Oligopoly),contohnya ialah pasar produk baju,kertas,mobil dan rokok.

    SIMON SANTOSO (PEBULU TANGKIS INDONESIA)

    Selain Taufik Hidayat dan Sony Dwi Kuncoro yang telah ikut mengharumkan nama bangsa Indonesia setelah para senior lainnya melalui olahraga bulu tangkis,kini muncul pemuda bangsa baru yang di sebut-sebut merupakan bibit unggul untuk melanjutkan perjuangan Taufik Hidayat dan Sony Dwi Kuncoro.
    Simon Santoso,pemuda kelahiran tegal ini seperti sedang naik daun karena namanya mulai sering disebut-sebut dalam dunia per-bulu tangkisan Indonesia.
    Berikut ini profil dari Simon Santoso beserta prestasi yang telah di raihnya:


    Nama lengkap    : Simon Santoso
    Tempat/tgl lahir  : Tegal,Jawa Tengah pada 29 Juli 1985
    Tinggi badan      : 1.75 m (5 ft, 9 in)
    Berat badan       : 65 kg
    Ranking Dunia   : 12(BWF World Ranking - men's singles, 18 mei 2010)
    Saat ini        


    Prestasi yang telah di raih Simon Santoso:
    Tunggal:
    • 2003: Medali Perunggu SEA Games, Finalis Singapore Satellite
    • 2005: Medali Perak SEA Games, Juara Vietnam Satellite
    • 2007: Finalis Swiss Open Super Series (SS), Semifinalis Japan Open SS
    • 2008: Finalis Malaysia Open SS, Finalis Indonesia Open SS, Juara Taiwan Open SS
    • 2009: Medali Emas SEA Games, Juara Denmark Open SS, Semifinalis Korea Open SS, Semifinalis Japan Open SS
    • 2010: Juara Taiwan Open Grand Prix Gold, Semifinalis Macau Open
    • 2011: Semifinalis Malaysia Open SS

    Beregu:
    • 2003: Medali emas SEA Games
    • 2004: Semifinalis Piala Thomas
    • 2005: Finalis Piala Sudirman
    • 2006: Semifinalis Piala Thomas, Medali Perunggu Asian Games
    • 2007: Finalis Piala Sudirman, Medali Emas SEA Games
    • 2008: Semifinalis Piala Thomas
    • 2009: Semifinalis Piala Sudirman, Medali Emas SEA Games
    • 2010: Finalis Piala Thomas, Medali Perunggu Asian Games
    (  http://id.wikipedia.org/wiki/Simon_Santoso )

    Minggu, 22 Mei 2011

    ALASAN KAUM LAKI-LAKI SUKA MEMELIHARA BURUNG

    Biasanya,manusia ada yang memelihara hewan peliharaan di rumah,seperti kucing atau anjing. namun di Indonesia,burung merupakan salah satu binatang peliharaan yang sering kita jumpai di rumah-rumah. Banyak yang memelihara burung untuk menambah keindahan pada halaman rumahnya,terutama kaum laki-laki. namun,,, kira-kira selain sebagai penambah keindahan,apa lagi sih alasan yang menadikan burung sebagai peliharaan mereka. cekidooot,,,!!!!


    1. Bulu,mungkin dengan warna bulu yang dimiliki burung beragam,menjadikan mata lebih segar dan mendapatkan nilai estetika pada mata saat memandangi burung itu.
    2. Suara,mereka juga senang mendengarkan kicauan burung yang menurut mreka merdu,apa lagi jika di dengarkan pada suasana pagi hari setelah mandi pagi. maka dari itu sering ada perlombaan kicau burung. Ada juga salah satu sumber yang mengatakan bahwa mendengarkan suara kicau burung bisa menghilangkan kejenuhan dari rutinitas sehari-hari,setelah medengarkan kicauan burung kemudian fikiran bisa fresh kembali
    3. Tingkah burung itu sendiri,ada beberapa sumber yang menceritakan kalau mereka menyukai tingkah laku burung yang terbang kesana kemari saat d dalam kandang,walaupun sedang diam pun mereka suka memandanginya,menurut mereka burung itu memiliki tingkah laku yang unik,biasanya burung memiliki ciri khas tingkah laku sendiri,misalnya seperti burung peliharaan tetangga saya yang bernama Pak Bandi,belia bercerita kalau burungnya selalu mandi jika ada manusia yang berada di bawahnya (kandang burung selalu di gantung di teras rumahnya,tepat di tempat manusia berdiri saat berkunjung).

    Nah,demikian lah bebebrapa alasan mengapa para laki-laki suka memelihara burung. intinya sih ya untuk kepuasan tersendiri,,,

    JIWA YANG RESAH

    Aku tiada pilihan selain berpuisi.
    walaupun tertikan terdampar di sepi lautan
    aku tiada beralih lagi.menyatakan hasrat hati
    yg bersarang di sanubari,karena tiada yg lebih 
    berarti selain puisiku ini,walau terkadang susah di mengerti

    kubawa pilu bersama azam ku,meniti lurah sengsara,
    tanpa bimbang tanpa penyesalan,
    karena aku sudah biasa menangani hati kecewa
    inilah gaya puisiku,penuh luka .penuh duka
    kadang muak untuk dibaca.atau susah untuk di cerna

    aku tiada pilihan.
    .puisiku paparan jiwa ku sebenar.
    bukan ku cari pujian
    tidak juga ku cari tokmahan
    aku hanya mencari ketenangan..dari jiwa ku yg keresahan.


    CARA MENHIDUPKAN/MEMATIKAN KOMPUTER DENGAN BENAR

    Informasi ini didapat dari http://www.anakciremai.com/2008/05/cara-yang-benar-menghidupkan-dan.html

    - Pasangkan kabel ke stopkontak.
    - Tekan tombol ON pada penstabil tegangan (Stabilizer), CPU, dan monitor. (jika ada)
    - Tunggulah beberapa saat hingga komputer melakukan proses booting, yaitu proses suatu komputer mendeteksi hard disk, floppy disk drive, CD -Room dan CPU (memory, clock, RAM dan lain sebagainya).
    - Setelah proses Booting selesai, di layar muncul kotak dialog untuk mengisi Username dan Password. (jika menggunakan password)
    - Setelah selesai muncul desktop. Pada tahap inilah, komputer siap digunakan dan anda dapat menggunakan aplikasi sesuai dengan kebutuhan.

    Selain mengetahui cara yang benar untuk menghidupkan komputer, andapun harus mengetahui cara mematikannya. Cara yang benar untuk mematikan komputer adalah sebagai berikut:

    - Pastikan semua aplikasi yang telah anda gunakan sudah ditutup.
    - Pada menu Pull-down Start, klik Shutdown-OK (windows 98) atau klik Turn Off computer-Turn Off (windows XP). Tunggu beberapa saat hingga muncul tampilan ‘windows is shutting down’ (windows 98). Setelah itu computer akan mati dengan sendirinya.
    - Tekan tombol OFF pada monitor, CPU dan penstabil tegangan.
    Prosedur-prosedur tersebut, harus anda kerjakan secara berurutan. Dengan demikian komputer anda akan dapat berusia lama.

    Kamis, 12 Mei 2011

    REPORTED SPEECH / INDIRECT SPECH ON EXAMPLE

    1. - Direct speech: "I'm going to Bali" he said
        - Indirect speech: He said he was going to Bali
    2. - Direct speech: "I clean the black shoes" Piter said
        - Indirect speech: Piter said he cleaned the black shoes
    3. - Direct speech: "Im so happy today" Jane said
        - Indirect speech: Jane said she was so happy today
    4. - Direct speech: I said "She is in her office"
        - Indirect speech: I said she was in her office
    5. - Direct speech: I said "she was in her office at lunchtime"
        - Indirect speech: I said she had been in her office at lunchtime
    6. - Direct speech: I said "She is busy"
        - Indirect speech: I said she was busy
    7. - Direct speech: I said "I'm working now"
        - Indirect speech: I said I was working now
    8. - Direct speech: I said, "She was here this morning"
        - Indirect speech: I said he had been here this morning
    9. - Direct speech: I said, "She has worked here for 5 years"
        - Indirect speech: I said she had worked here for 5 years
    10. - Direct speech: I said, "We’ll be living here for 6 months"
          - Indirect speech: I said we would be living here for 6 months.

    REPORTED SPEECH / INDIRECT SPECH

    Indirect speech (sometimes called reported speech), doesn't use quotation marks to enclose what the person said and it doesn't have to be word for word.
    When reporting speech the tense usually changes. This is because when we use reported speech, we are usually talking about a time in the past (because obviously the person who spoke originally spoke in the past). The verbs therefore usually have to be in the past too. 


    ( http://www.learnenglish.de/grammar/reportedspeech.htm )

    Minggu, 01 Mei 2011

    GAK NYANGKA !!!...., temen-temen gw,,,


    “Pinjem headsetnya dong,,,” kata si anak baru yang HPnya samaan sama Lexa,Sony Ericson K800i. Trus Lexa jawab “Nih,,” Sambil ngasih headsetnya ke Mona.
    Mona baru masuk sekitar 3 bulan setelah kita naik kelas 2 SMA,mungkin dari keseringan mona pinjem headset itu lah yang akhirnya bikin mona dan lexa jadi temen deket. Gak Cuma sama lexa,sama Dani yang emang udah dari SMP kelas 2 jadi temen deketnya Lexa pun Mona jadi otomatis deket. Selain Dani ada juga gw,Dian. Gw nih yang paling kasian,karna saat itu gw gak sekelas bareng mereka,tapi biar gimana pun gw juga temen deketnya Lexa dari kelas 2 SMP. Karna gw ini beda kelas sendirian sama mereka bertiga,otomatis gw juga yang paling jarang main bareng mereka. Gw akuin gw lebih sering main sama cowok gw kalo di sekolah.
    Lexa ini tomboy banget,,,banget,,,banget,Bahkan kadang gw ga liat dia sebagai cewek tomboy,malah yang gw liat dia itu cowok. Cara dia berfikir dan dan bersikap tuh cowok banget,tapi rambutnya panjang,bahkan rambut gw kalah panjang,ya sekitar sepinggang lah rambutnya. Nah waktu itu gw bertanya-tanya banget nih dalam diri gw “ada gak sih cowok yang ditaksir lexa?”.Waktu SMP sih lexa pernah naksir sama yang cowok namanya Rahmat,tapi itu SMP,sekarang di SMA gw blom denger dari mulutnya Lexa kalo dy naksir sama seseorang,mungkin emang blom ada,,,
    Dani,emm,,,, kebalikannya lexa mungkin ya. Gw juga agak bingung mau ngejelasinnya gimana,dia tuh kaya cewek,tapi gak ngondek,gak suka assesoris cewek juga and gak suka pake baju cewek juga. Apa ya yang bikin dia keliatan kayak cewek? Bahkan ada beberapa cowok disekolah yang suka ngatain dia bencong. Mungkin pembawaannya kali ya yang gak macho,badannya yang kurus banget bikin dia keliatan lembek,jalannya aja gak ada cowok-cowoknya sama sekali, selain itu juga temen-temen Dani disekolah kebanyakan cewek,termasuk Lexa,Mona dan gw.
    Sekarang Mona,mungkin dia anak paling pintar sejurusan IPS di sekolah gw,berperawakan agak bule,rambut pendek ikal dan,,, kayaknya dia salah satu cewek yang tinggi banget kali ya di sekolah,sampe-sampe kadang dia gak PD disekolah karna berasa kayak monster  yang badannya ketinggian diantara cewek-cewek lain disekolah. Padahal gak segitunya juga kali,,, dia gak kaya monster kok,, kan dia kurus,kalo dia gemuk mungkin iya kaya monster. Haaha... tapi gw akuin mona tuh cantik. Nyaris perfect lah,berperawakan kaya model,cantik,udah gitu dia pinter pula.
    Kalo gw,, cantik? Lumayan lah,,, banyak juga cowok yang naksir ma gw,tapi satu yang paling gw gak suka dari diri gw sendiri,kata temen-temen gw ini kalo ngomong berisik banget,suka teriak-teriak,kayak orang caper gitu,, padahal gw gak maksud gitu kok,,, mungkin emang udah ciri khas kali, tapi ciri khas itu gw gak suka,pengen banget gw ilangin tuh ciri khas,tapi gimana? Gw kayak gitu pun gak sadar. Huh,,,
    Aneh banget ngeliat kelakuan Lexa yang suka cengar-cengir sendiri kalo lagi maenan HP,jadi penasaran,,, “ngapain sih lw lex cengar-cengir sendiri gituh?”,  “ah,apaan sih lw mo tau aja” selalu jawab gitu tuh lexa kalo gw tanya,sambil nyingkirin Hpnya dari pandangan gw. Waktu itu sih di otak gw ya mikirnya mungkin lexa lagi SMSan sama cowok yang dia suka,kan gw jadi pengen tau cowok kaya apa sih yang ditaksir sama sahabat gw nan tomboy ini. Berhari hari,berbulan-bulan gw sering banget nyari tau tentang itu,bahkan sering banget gw tanya langsung ke Lexanya. Suatu hari mungkin Lexa bosen kali ngedenger pertanyaan gw yang itu-itu mulu,di depan kelas Lexa sambil duduk di lantai “Ok y lex gw lw anggep apa? Lw punya pacar aja gw gak di kasih tau”. “Ok gw kasih tau,tapi gw mohon lw jangan shock atau gimana-gimana sama gw setelah ini”. wah jangan-jangan cowoknya lexa gw kenal nih,atau cowoknya itu sebenernya om-om,atau mungkin cowoknya itu mantan cowok gw. Aduuuuh,,,, gw kok deg-degan gini ya,,,,
    “iya gw janji gw gak gimana-gimana kok,,,”
    “pacar gw cewek,gw pacaran sama cewek”
    Hahaha,,,, sampe segitunya Lexa cuman gara-gara gak mau gw tau siapa cowoknya,tapi gw kenal banget siapa Lexa,dia kalo becanda emang suka extreme gitu. Tapi,,, WHAT?! Lexa telpon orang depan gw and langsung ngasih Hpnya ke gw,gw denger suara cewek karna loundspeaker. “halo yank,,, nih temen aku mau ngomong”.
    Terbelalak mata gw ngeliatin Lexa, “Lw yang bener Lex? Udah matiin Hpnya”.
    “Namanya Nada,dia anak tangerang,umurnya sama kaya kita,cuma sekarang dy uda kelas 3 SMA” Lexa sih ngejelasinnya gitu.
    “Y ampun lexa,,, aduh,,, gw speacless nih”
    “lw gak akan bilang siapa-siapa kan soal ini ian? Gw percaya sih sama lo,,”. “ya nggak lah Lex,gw ini sahabat lo”.
    “Neeeeet,,,,” bel selesai istirahat tuh,kita langsung masuk ke kelas masing-masing.
    Udah jadi rahasia umum kalo mona tuh suka banget sama guru geografi yang namanya pak Hendra, guru paling carming tapi berwibawa,umurnya kira-kira 40 tahun. Kata temen-temen kalo lagi dikelas pak Hendra juga suka diem-diem merhatiin mona kalo lagi ngerjain tugas. Mungkin pak Hendra uda denger kali ya gosip kalo mona itu naksir dy.
    Maki n lama mona cerita,kalo perasaannya dy terhadap pak Hendra udah gak kaya murid mengidolakan gurunya seperti apa yang dianggap orang-orang disekolah,tapi udah sayang,mungkin cinta. Gw yakin perasaan mona itu bener adanya,karna pas mona ceritain itu pun dy sambil netesin air mata. Mona juga bilang kalo hal ini gak cuma kejadian sekarang aja,dulu disekolah mona sebelum bareng kita dy pun pernah kayak gini sama guru matematikanya,umurnya sama kaya pak Hendra. Mona dan kita pun bingung yang dialamin mona ini tuh penyakit atau dampak dari kurangnya kasih sayang seorang ayah yang mona rasa,ayah mona di penjara semenjak mona SMP karna kasus korupsi.
    Hari demi hari berlalu,sampe kita naik kelas 3. Akhirnya kita ber 4 sekelas. Hore,,,, gw seneng banget. Kita ber 4 makin deket,duduk pun tiap hari ganti-gantian,nanti gw sama Lexa,besok sama Dani,besoknya lagi sama Mona. Haaah,,, senangnya,,,..
    Mungkin kedekatan kita yang udah gak terukur lagi yang bikin Dani gak enak punya rahasia yang gw gak tau,bikin dy jujur banget soal sesuatu yang kebanyakan orang menganggap itu adalah AIB. Suatu hari sabtu sepulang sekolah kita gak langsung pulang,kita duduk-duduk sambil ngobrol-ngobrol di depan kelas kita,kebetulan cowok gw Azis uda pulang duluan. “Dian gw pengen jujur nih sama lw” kata Dani dan suasana langsung hening,emang di gedung itu Cuma ada kita ber 4,yang lain udah pada pulang and penjaga sekolah mungkin lagi ngobrol-ngobrol di warung depan sekolah kaya biasa.
    “Soal apa Dan?” Lexa sama Mona sih Cuma diem aja.
    “sebenernya gw sama kaya Lexa”
    “maxudnya,Dan?”
    “gw gay,,”
    Haaah,,,, ya ampun,,,, shock untuk yang ke dua kalinya gw denger sahabat gw dengan keadaan special yang mereka punya.
    “lw tau Ferdi kan,ian? Kata Dani.
    “tau,mantannya Erma waktu SMP itu kan?” Erma sama Ferdi juga temen kita dari SMP and sekarang sekolah di SMA yang sama bareng kita,tapi mereka anak IPA. “kenapa tuh si Ferdi,Dan?
    “Iya,ian. Ferdi itu mantan gw” Astaga,,,, makin shock gw dengernya,gak nyangka sama si Ferdi,gak ada tampang Gay,bahkan cowok banget,kapten voli di sekolah kita,ganteng pula. Sama sekali gak nyangka,,, gak kepikiran. Tapi Begitulah kenyataannya. Dan ternyata Lexa dan Mona udah tau duluan sebelum gw,mreka tau Dani kayak gitu pas kelas 2 kemaren,pantesan mereka berdua diem aja dari tadi.
    Semenjak hari itu gw baru ngerti sama ke hebatan tuhan,luar biasa. Gw dikelilingi orang-orang yang,,, gak tau lah gimana bilangnya. Mereka itu sahabat-sahabat gw. Lexa seorang cewek yang suka sama cewek,Dani seorang cowok yang suka sama cowok,dan Mona seorang cewek yang gak bisa jatuh cinta sama cowok yang seumuran,selalu aja cowok yang matang yang dy lirik,yang dy cinta,minimal umur 30 tahun. Gw doang nih yang punya kisah cinta yang normal. Gw doang yang bisa nikmatin hubungan gw sama pacar gw,sedangkan Lexa dan Dani gak bisa bebas mengekspresikan perasaannya sama orang yang mereka anggap pacar. Pacar lexaa jauh di tangerang,jangankan pacaran,ketemu aja susah. Dani yang hubungannya udah gak jelas sama Ferdi,walupiun kadang-kadang mereka diem-diem suka becanda di sekolah,tapi gak bebas,takut temen-temen Ferdi berfikiran macem-macem. Kalo mona? Boro-boro,,, apa sih yang bisa Mona lakuin terhadap suami orang? Nah gw? Gw bisa peluk-peluk pacar gw sesuka gw,dimanapun,kapanpun...

    Rosita Anjarsari




                                                                                                                                

    Rabu, 06 April 2011

    Beberapa Lagu Wajib Nasional Indonesia Yang Kurang Terkenal

    PADI MENGUNING  (Ciptaan: Kusbini)

    Kala padi menguning lagi
    Angin menghembus,menbelai-belai
    Terkenang aku bisikan gembira
    Suaramu prajurit semua
    Kita petani









    SUBURLAH TANAH AIRKU  (Ciptaan: Subronto K. Atmodjo)

    Suburlah subur tanah airku,, Tanah pusaka kelahiranku,,
    Sawah ladangmu hijau selalu,, Sungai lautmu luas membiru,,
          Oh,indah alangkah indah berseri bermandi cahaya sang surya pagi
          Pertiwi curahan bela,, Indonesia subur bahagia

    Hijau nyiurmu melambai,, Ditiup angin sepanjang pantai,,
    Kuning padimu masak mengurai,, Dipeluk alam sejuk dan damai,,
          Oh,ibu pertiwi pengisi kandungan pengisi sukma jiwa haus dahaga
          Abadi subur sentosa ,,, Indonesia makmur sejahtera








    TANAH AIR  (Ciptaan: R. Maladi)


    Nyiur hijau ditepi pantai
    Siar siur daunnya melambai
    Padi mengembang kuning meraya
    Burung-burung bernyanyi gembira


    Tanah airku tumpah darahku
    Tanah yang subur kaya makmur
    Tanah airku tumpah darahku
    Tanah yang indah permai nyata








    BENDERA KITA  (R. Dirman Sasmokoadi)


    Lihat bendera kita merah putih
    Berkibar diudara merah perwira
    Merah berarti beerani,putih nan suci
    Itulah jiwa kita Indonesia








    GAGAH PERWIRA  :Ciptaan: Ismail Mardzuki)


    Hiduplah Indonesia, hiduplah pandu nusa yang gagah peerwira
    Wahai angkatan muda,Selalu siap sedia membela negara
    Pandu-pandu yang gagah perwira Indonesia yang aman sentausa
    Pandu-pandu kau senantiasa untuk nusa dan bangsa sedia
    Hiduplah Indonesia, hiduplah bunga bangsa yang gagah perwira








    SERUAN PEMBELA  (Lagu:R. Sutedjo, Syair: M S Soedjono)


    Kami pemuda,, pembela nusa dan bangsa
    Bersiap untuk menjaga pantai-pantaimu
    Tegak menentang darah mudapun mengalir
    Untuk membasmi semua perintang kita
    Berjuang terus bersama-sama untuk meninggikan derajat kita
    Tak akan mundur terusbertempur, hingga semua musuh kita hancur lebur
    Mari bangsaku kita sehidup sejaya
    Menjunjung tinggi kemuliaan Indonesia